BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem kekebalan tubuh (
Imunitas ) adalah suatu organ komplek yang memproduksi sel-sel yang khusus yang
dibedakan dengan sistem peredaran darah dari sel darah merah, tetapi
bekerja sama dalam melawan infeksi penyakit ataupun masuknya benda asing
kedalam tubuh. Semua sel imun mempunyai bentuk dan jenis sangat bervariasi dan
bersirkulasi dalam sistem imun dan diproduksi oleh sumsum tulang. Sedangkan
kelenjar limfe adalah kelenjar yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran
limfe yang merupakan titik pertemuan dari sel-sel sistem imun yang
mempertahankan diri dari benda asing yang masuk kedalam tubuh. Mikroorganisme
yang menyerang tubuh kita dapat berupa bakteri, virus, jamur ataupun bahan
kimia.Respon tubuh terhadap imun pada dasarnya berupa proses pengenalan dan
eliminasi. Jika salah satu atau kedua proses ini terganggu maka akan terjadi
gangguan patologis.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian imunologi?
2. Apa
saja bakteri yang menyerang sistem imun
3. Patologi
dari penyakit – penyakit yang berkaitan dengan imunologi yang disebabkan oleh
virus/bakteri ?
1. 3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian imunologi.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis bakteri serta
peranan bakteri pada tubuh mahluk hidup.
3. Untuk
mengetahui penyakit penyakit yang mengganggu tubuh atau menurunkan imun pada
mahkluk hidup serta penyebab dari penyakit yang dialami tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Imunologi
2.1.1 Sejarah Imunologi
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari
respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap
penyakit infeksi. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastoro mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit
infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu
individu ke individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar
dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya
dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin
cacar.Dengan ditemukannya mkroskop maka kemajuan dalam bidang makrobiologi
meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi. Selain itu
peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa
reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada
anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu
kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).
Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay
fever, yaitu penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis,
serta melihat bahwa ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada
tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu
menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Sejak itu cara tersebut
masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang
dikenal dengan cara desensitisasi.
Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi (strange disease) terhadap sekumpulan
penyakit alergi yang secara klinis mempunyai manifestasi sebagai hay
fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam
kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis.
Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan
golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940), maka kelainan klinis
berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang
terjadi baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi
saja.
2.1.2
Pengertian imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mencakup
kajian mengenai semua aspek sistem imun ( kekebalan ) pada semua organisme. Imunologi
memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah
menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun.
2.2 Macam-macam penyakit yang berkaitan dengan imunologi
1. Penyakit Sindrom Goodpasture
Sindrom
Goodpasture adalah penyakit langka yang dapat mempengaruhi paru-paru dan
ginjal. Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit
antibodi anti-glomerular basement, itu adalah suatu penyakit autoimun dimana sistem pertahanan tubuh bereaksi terhadap
beberapa bagian dari tubuh itu sendiri. Ketika system kekebalan tubuh bekerja
normal, sistem ini akan menciptakan antibodi untuk melawan kuman. Dalamsindrom
Goodpasture, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi menyerang paru-paru dan
ginjal.
a. Patologi
Dalam sindrom Goodpasture, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi
menyerang paru-paru dan ginjal. Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah
kemungkinan penyebab, diantaranya adalah adanya komponen yang diwariskan atau keturunan,
paparan bahan kimia tertentu termasuk pelarut hidrokarbon serta pembunuh rumput
Paraquat, dan infeksi virus. Kadang
penyakit ini dipicu oleh suatu infeksi virus atau karena menghirup pelarut
hidrokarbon. Penderita
sindroma Goodpasture menghasilkan antibodi terhadap sistem penyaringan di
ginjal dan terhadap alveoli dan kapiler di paru-paru. Antibodi ini ditimbun di dasar selaput glomerulus ginjal
dan alveoli paru, serta memicu terjadinya peradangan ginjal dan perdarahan paru.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Penyakit Goodpasture jarang. Dalam populasi Eropa, kejadian adalah
antara 1 di 1.000.000 dan 1 di 2.000.000. Hal ini kurang mungkin ditemukan pada
populasi non-Eropa. Sementara kasus ini terjadi pada pasien berusia antara 4
dan 80, adalah yang paling umum antara usia 18 dan 30 dan lagi antara 50 dan
65. Tidak seperti banyak penyakit autoimun lainnya, laki-laki mengejutkan enam
kali lebih banyak terkena dibanding perempuan
d. Pencegahan
Hindari
menghirup lem atau uap bensin karena bisa memicu terjadinya sindroma ini.
e. Penanggulangan
Pengobatan
dipusatkan pada usaha untuk memperlambat perkembangan penyakit. Hal ini paling
efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebelum fungsi ginjal sangat menurun
sehingga perlu dilakukan dialisa. Untuk
mengurangi respon kekebalan, diberikan corticosteroid atau obat anti-peradangan
lainnya. Immunosupresan (obat penekan
respon kekebalan), seperti cyclophosphamide, digunakan secara agresif untuk
mengurangi efek pada sistem kekebalan.
Plasmaferesis
adalah suatu prosedur dimana plasma darah dikeluarkan dari tubuh dan diganti
dengan cairan atau plasma dari donor. Plasmaferesis
dilakukan setiap hari selama 2 minggu atau lebih, untuk membuang antibodi yang
terdapat di dalam perdaran darah. Jika
fungsi ginjal sudah memburuk, mungkin perlu dilakukan dialisa. Pencangkokan ginjal akan memberikan hasil yang memuaskan
jika dilakukan setelah selama beberapa bulan tidak ditemukan antibodi di dalam
darah.
f. Nama bakteri : belum dapat
diketahui
2. Penyakit menular seksual
gonore
Gonore
adalah salah satu penyakit menular seksual yang bersifat akut, disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae, suatu kuman diplococcus, gram negatif, berbentuk biji
kopi, letaknya intra atau ekstra seluler.
a.
Patologi
Gonore adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih
mata (konjungtiva). Wanita dan pria
homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex) dapat
menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di
sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak
merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual
melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan
menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi
tersebut tidak menimbulkan gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan untuk menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai
mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis
gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama
proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan
dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan
menimbulkan kebutaan.
b.
Hospes : Manusia
c.
Epidemiologi
Laporan WHO pada tahun 1999
secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi
di Asia Selatan dan Asia Tenggara,Di Amerika Serikat, Di Jepang terdapat
peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah
resisten terhadap Ciprofloxacin,dan Di Indonesia, data dari Departemen
Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per
100.000 penduduk.Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap
PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 – 50%.
Faktor
risiko gonore tidak seperti penyakit menular seksual lainnya. Laki-laki dan
perempuan dapat terinfeksi dengan berbagai cara kontak seksual seperti oral,
anal, atau vaginal intercourse, bahkan 60 – 90% perempuan terkena penyakit ini
hanya karena berhubungan satu kali dengan laki-laki yang sudah terinfeksi
sebelumnya. Penyakit ini juga ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke bayinya.
Wanita hamil yang terinfeksi dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan
konjungtivitis gonokokal, suatu kondisi dimana jika tidak diobati dapat
menvebabkan kebutaan.
d. Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seksual baik
vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak
dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
e. Penanggulangan
Infeksi
dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan
yang timbul sebelum pengobatan dilakukan. pengobatan gonore biasanya dengan
suntikan tunggal seftriakson intramuskuler ( melalui otot ) atau dengan
pemberian anti biotik per-oral ( melalui mulut ) selama 1 minggu (biasanya di
beri doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya
penderita di rawat di rumah sakit dan mendapat antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah, infuse).
f. Nama bakteri : Neisseria
gonorhoeae
3. Penyakit tuberculosis / TBC
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang
ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering
menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke
orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia.
a.
Patologi
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara,
dan biasanya bakteri mikobakterium tuberklosa terbawa pada saat seseorang batuk
lalu mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan terkumpul
dalam paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat apalagi
yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah.
Penyebab lainnya adalah lingkungan yang lembab,
kurangnya sirkulasi udara, dan kurangnya sinar matahari dalam ruang sangat berperan
terjadinya penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini. Dengan demikian
sangat mudah menyerang orang-orang disekitar dalam kondisi lingkungan yang
kurang sehat.
b.
Hospes :
Manusia
c.
Epidemiologi
Penyakit TB Paru adalah suatu infeksi yang
disebabkan oleh kuman TB. Basil tuberkulosis menginfeksi seseorang
melalui saluran pernapasan. Penyakit ini telah menginfeksi sepertiga penduduk
dunia. Menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3
juta per tahun (WHO, 1993).
Khusus untuk Indonesia, data WHO baru-baru
ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah penyumbang kasus terbesar ketiga dunia,
setelah India dan Cina. Setiap tahunnya jumlah penderita baru TB menular adalah
262.000 dan jumlah seluruh penderita baru adalah 583.000 orang per tahunnya.
Diperkirakan, sekitar 140.000 orang Indonesia yang meninggal setiap tahunnya
akibat tuberkulosis ini.
d.
Pencegahan
1.
Jaga kesehatan badan agar senantiasa sehat dengan olahraga
teratur, istirahat cukup dan makan makanan dengan gizi yang baik dan seimbang
2.
Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem daya
tahan tubuh seperti begadang, kurang istirahat dan stres
3.
Lakukan imunisasi BCG pada bayi
4.
Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
e.
Penanggulangan
Jika diterapi dengan benar TBC praktis dapat
disembuhkan. Tanpa terapi, TBC akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun
pertama pada lebih dari setengah kasus TBC. Pengobatan bertujuan untuk
menyembuhkan, mencegah kematian dan kekambuhan.
Pengobatan TBC berlangsung cukup lama yaitu
setidaknya 3
bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu
dilanjutkan atau berhenti.
Obat
yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
1.
Obat utama: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,
Streptomisin, Pirazinamid. Masih memperlihatkan efektifitas
yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar
penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. Untuk menghindari munculnya
bakteri TBC yang resisten dan mempercepat pembasmian kuman, biasanya diberikan
obat yang terdiri kombinasi 3-4 macam obat ini.
2.
Obat tambahan : Kuinolon, Kanamisin, dan lain-lain.
f.
Nama Bakteri
: Mycobacterium tuberculosis
4. Penyakit
sifillis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, merupakan
penyakit kronis dan bersifat sistemik. Selama perjalanan penyakit dapat
menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh,
dapat ditularkan kepada bayi didalam kandungan.
a.
Patologi
Gejala sifilis pada pria umumnya berupa luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan dubur.
Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh setelah 3 hari sampai 3 bulan setelah
berhubungan seksual dengan penderita sifilis. Penyakit sipilis juga dapat
diderita oleh kaum wanita. Gejala sifilis pada wanita ini adalah
munculnya luka yang kemerahan di daerah vagina. Setelah beberapa minggu luka
ini akan segera menghilang dan berlanjut pada stadium selanjutnya jika tidak
diobati. Pada stadium selanjutnya terdapat luka di daerah mulut, bibir,
tenggorokan,bahkan sampai dubur.
b.
Hospes : Manusia
c.
Epidemiologi
Asal penyakit tidak
jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun 1494 terjadi
epidemi di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa
penularan sifilis melelui hubunganseksual. Pada abad ke-15
terjadiwabah di Eropa. Sesudah tahun 1860, morbilitas sifilis menurun
cepat. Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan
puncaknya pada tahun 1946, kemudian menurun setelah itu.
Kasus sifilis di
Indonesia adalah 0,61%. Penderita yang terbanyak adalah stadium laten,
disusulsifilis stadium I yang jarang, dan yang langka
ialah sifilis stadium II
d.
Pencegahan
1.
Menghindari kontak langsung atau tidak berhubungan badan
dengan penderita penyakit kelamin lainnya
2.
Menggunakan kondom saat berhubungan intim merupakan
pencegahan sifilis yang cukup baik
3.
Jika anda aktif secara seksual , tidak ada salahnya
melakukan pemeriksaan medis. Hal ini untuk mehindari penularan penyakit
tersebut
4.
Jika anda mengalami gejala penyakit sifilis diatas segeralah
menghubungi dokter.
e.
Penanggulangan
Sama seperti penyakit menular seksual
lainnya, sifilis dapat di cegah dengan cara melakukan hubungan seksual secara
aman misalkan menggunakan kondom.
Banyak hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak tertular penyakit
sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
1.
Tidak berganti-ganti pasangan
2.
Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih
pasangan dan pempratikkan ‘protective sex’.
Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi
darah yang sudah terinfeksi.
Cara terlama dan masih efektif adalah dengan
penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk
mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena
bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit.
f.
Nama bakteri
: spiroseta dan treponema pallidum
5.
Penyakit Pneumonia
Radang paru-paru atau yang akrab di telinga kita sebut
pneumonia adalah suatu penyakit akibat infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru (alveoli). Penyakit ini tergolong sangat mudah menular dan dapat bisa
menyerang siapa saja tidak kenal usia, dan jenis kelamin.
a.
Patologi
Gejala
dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan respon sistem imun
terhadap infeksi. Meskipun
lebih dari seratus jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab pada
sebagian besar kasus. Penyebab
paling sering pneumonia adalah virus
dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan
parasit. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung
atau mulut. Penularannya dapat melalui air liur
& cairan yang keluar dari hidung penderita, termasuk ketika penderita
batuk/bersin, atau melalui penggunakan alat makan-minum & saputangan secara
bersama-sama.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta
kematian balita karena pneumonia. Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan
penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Di
Indonesia menurut Survey Kesehatan rumah Tangga tahun 2001 kematian balita
akibat pneumonia adalah 5 per 1000 balita per tahun.(3). Angka kematian
Pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006).
Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak
balita setiap tahunnya.
d. Pencegahan
Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas
dalam dan terapi untuk membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya
pneumonia.
Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis
pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi:
1.
Vaksin
pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)
2.
Vaksin
flu
3.
Vaksin Hib
e. Penanggulangan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih
tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus.
Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan
dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
6. Penyakit Herpes Genetalis
Herpes genital merupakan penyakit infeksi
akut pada genital dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa,
dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus
tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
Herpes genitalis merupakan infeksi pada
genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem
bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan sekitarnya
(bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2
dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Infeksi HSV-2 sering ditularkan
melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan rekurensi dan ulserasi genital yang
nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2 mengenai daerah genital.
a.
Patologi
Genital herpes (STD,
Sexual Transmitted Disease) hanya dapat ditularkan langsung melalui kontak seksual
(oral sex, anal sex, atau normal sex, masturbasi menggunakan bantuan sex toys /alat
tidak steril) termasuk
ke-genital-genital, mulut-ke-genital, atau kontak dengan partner yang
terinfeksi.. Individu dengan herpes aktif atau luka di sekitar mulut mereka
atau di alat kelamin mereka hanya terlibat dalam seks, melalui vagina atau
anus. Melalui anus yang kerap terjadi disekitar lingkungan kita.Wanita hamil
terserang herpes bayi mempunyai risiko tinggi tertular. Virus dapat ditularkan
kepada janin melalui placenta selama kehamilan atau selama persalinan vaginal.
b.
Hospes : Manusia
c.
Epidemiologi
Data- data di beberapa RS di Indonesia menunjukkan bahwa
prevalensi herpes genital rendah sekali pada tahun 1992 di RSUP dr.Moewardi
yaitu hanya 10 kasus dari 9983 penderita IMS. Namun, prevalensi di RSUD
Dr.Soetomo agak tinggi yaitu sebesar 64 dari 653 kasus IMS dan lebih tinggi
lagi di RSUP Denpasar yaitu 22 kasus dari 126 kasus IMS (Hakim, 2009).
d. Pencegahan
Untuk menghindari
Penyakit Menular Seks seksual Selalu menjaga higienis organ
genetalia , Setia kepada
pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan, Jangan lupa menggunakan
kondom bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS, Mintalah jarum suntik baru
setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.
e.
Penanggulangan
Tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya
serangan.Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat
anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin,
biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.Asiklovir atau obat anti-virus lainnya
bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke
luka herpes.Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga
mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase
awal. Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat mencegah
kambuhnya penyakit ini.
f.
Nama bakteri : virus herpes simplex (VHS)
7.
Penyait tifus
Penyakit tifus (demam tifoid) adalah
penyakit yang disebabkan oleh baksil Abdomenalis dengan masa inkubasi kurang lebih satu bulan. Tifus
Adomen juga disebabkan oleh Salmonella
typhi, dengan demam tinggi yang berlangsung selama 1-3 minggu.
a. Patologi
Penyakit tifus (Thypus Abdominalis)
merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran
darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A,
B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan)
dan septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran
pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju
saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian
dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke
pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Penyakit Tipus atau dalam bahasa kedokteran
dikenal dengan Typhus Abdominalis (typhoid) disebabkan oleh sejenis kuman yang
disebut dengan Typhoid Bacillus. Kuman ini menyerang jaringan - jaringan getah
bening. Penyakit ini sering menyerang pada anak yang berumur diatas 2 tahun.
Walaupun sebenarnya tidak termasuk sebagai penyakit yang berbahaya, namun
seringkali membuat para orang tua khawatir karena gejala yang mengikuti
penyakit tipus ini yang biasanya juga bisa mengakibatkan dehidrasi serta radang
otak bila tidak ditangani dengan benar.
b.
Hospes : Manusia
c.
Epidemiologi
Demam tifoid
adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di
Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Di Indonesia penderita
demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun dan
tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama pada
musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling
sering pada anak besar,umur 5- 9 tahun.
d.
Pencegahan
Mencegah penyakit tipus ini adalah dengan cara menjaga
kebersihan makanan yang kita konsumsi. Ini tidak hanya berarti makan jadi yang
kita konsumsi harus selalu bersih, namun kita juga harus memperhatikan mulai
dari sumber bahan makanan, cara pengolahan, serta cara penyajiannya. hal
terpenting adalah sebisa mungkin mneghindari mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak bahan kimia dan bahan pengawet.
Selain itu, pencegahan terhadap
penyakit tipus ini bisa dilakukan dengan cara mendapatkan imunisasi tipus.
Imunisasi jenis ini diberikan sebanyak 3x, yaitu pada umur 15 bulan, 16 bulan,
dan 17 bulan dan pengulangannya dilakukan 3 tahun sekali. Imunisasi ini juga
bisa diberikan kepada orang dewasa jika salah satu anggota keluarganya ada yang
mengalami serangan penyakit tipus.
e.
Penanggulangan
Pada dasarnya dengan hanya cukup
beristirahat penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Apalagi bila penderita
masih dengan sadar hanya mengkonsumsi makanan yang bertekstur lembut seperti
halnya bubur malah bisa mempercepat proses kesembuhan penyakit tipus ini.
Apabila ternyata dibutuhkan rawat inap di rumah sakit, biasanya penderita akan
di infus sebagai salah satu cara untuk memberikan cairan serta nutrisi yang
cukup kepada penderita. Dengan istirahat yang cukup sampai kondisi benar- benar
pulih tentu akan membuat proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Jangan buru -
buru mengambil kesimpulan bahwa penyakit tipus telah pergi saat demam mulai
turun karena pada penyakit tipus akan terjadi kondisi demam on - off sampai
penderita benar - benar sembuh.
f.
Bakteri : Salmonella typhi
8.
Penyakit diare
Diare yaitu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang
air besar dari biasanya, yang disertai perubahan bentuk konsistensi tinja dari
penderita.
a.
Patologi
Keracunan
makanan, mengonsumsi jamur tertentu, salah minum obat, stres/emosi, minum
alcohol, penyait alergi terhadap gula fruktosa/laktosa, memakan makanan yang
asam, pedas, bersantan secara berlebihan, kelebihan vitamin C, karena infeksi
bakteri seperti escherichiacoli, salmonella, dan vibrio colera.
b.
Hospes : Manusia
c.
Epidemiologi
Epidemiologi
diare dapat diartikan sehagai suatu study menganai kejadian diare,
penyebarannya dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya diare pada kelompok
penduduk.
Kejadian diare di Indonesia
diperkirakan 40-50 per 100 penduduk per tahun, dimana 70 % - 80 % dari padanya
terjadi pada golongan umur balita. Insiden tertinggi terdapat pada usia dibawah
2 tahun.
d. Pencegahan
Diare dapat
dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun cara
pencegehan diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan
benar pada lima waktu penting yaitu: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air
besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum
menyiapkan makanan;
2. Meminum air minum sehat, atau air
yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar
matahari atau proses klorinasi;
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya
makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil
pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.
e. Penanggulangan
Beberapa
cara penggulangan diare antara lain:
1.
Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan
cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi
sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam
beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal (keracunan air).
2.
Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih
sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat.
3.
Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak,
dehidrasi dapat mengancam jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4.
Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat
diserap oleh tubuh.
5.
Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan
faktor utama dalam membatasi penyebaran penyakit.
f.
Bakteri : Escherichia
coli
9. Penyakit Kandilom
Akuminata
a.
Patologi
Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV).
HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan
lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali
berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin) Terdapat papul atau tumor
(benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) dengan permukaan
yang verukous atau mirip jengger ayam. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder
berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap. Merokok, penggunaan kontrasepsi
oral, berganti-ganti pasangan seksual, dan hubungan seksual pada usia dini
merupakan faktor resiko kondiloma akuminata.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Saat ini kondiloma
akuminata sekarang menjadi penyebab paling utama suatu penyakit menular seksual
bahkan melebihi herpes genital. Kondiloma akuminata terjadi pada 5,5 juta orang
Amerika setiap tahun dan diperkirakan memiliki prevalensi 20 juta. Kondiloma
akuminata adalah infeksi anorektal yang paling umum yang mempengaruhi pria
homoseksual. Namun, juga sering terjadi pada pria biseksual dan heteroseksual
dan wanita. Meskipun cara penularan paling umum melalui hubungan seksual namun
penyebab non seksual juga dapat terjadi.
Pada pasien HIV positif
prevalensi HPV adalah 30%. Pengaruh infeksi HIV pada perjalanan penyakit HPV
tidak jelas tetapi dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan immunocompromise
dan terapi penggunaan antiretroviral.
d. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan
beberapa cara misalnya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh. Selain
itu jagalah agar tubuh tidak selalu berkeringat atau dalam keadaan lembap. Bagi
pria sebaiknya dilakukan khitan sejak kecil. Sebaiknya tidak melakukan kontak
seksual dengan penderita karena dapat tertular penyakit ini. Pencegahan pada
pasangan suami istri juga harus dilakukan. Pada penderita wanita dilakukan
pemeriksaan pap’s smear. Pap
smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV.
e. Penanggulangan
Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria,
misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara
uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, misalnya di:
vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang
pada porsio uteri.
1.
Pengolesan daerah yang terkena
kondiloma akuminata dengan tingtura podofilin 20%, 1-2 minggu.
2.
Salep 5 fluorourasil 5%.
3.
Bedah listrik
(elektrokauterisasi).
4.
Bedah skapel (eksisi).
5.
Bedah beku dengan nitrogen cair.
6.
Pada yang tidak dikhitan dapat
dilakukan eksisi dan khitan
Jika masih baru (hitungan hari-minggu) muncul, masih dapat diobati dengan
obat oles tingtura podofilin 25%. kutil baru ditanadai dengan warnanya yang
kemerahan. Jika sudah lama/kronis, ditendai dengan warnanya keabuabuan hingga
hitam sewarna kulit sekitarnya, biasanya sudah lebih dari 1 bulan. Kalau sudah
kronis, obat podofilin tidak akan berespon lagi, jadi harus dilakukan bedah
listrik/elektro cauter/ istilah orang awan “dibakar”. Menunda pengobatan kutil
kelamin ini terlalu lama yang mengakibatkan harus dilakukannya bedah listrik.
f. Nama bakteri : Human Papilloma Virus
10.
Penyakit HIV/AIDS
Definisi penyakit aids
yang benar adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang
secara pelan-pelan menyerang sistem kekebalan tubuh sehinngga serangan penyakit
lain yang biasanya tidak berbahaya (seperti flu)
bisa menjadi sangat berbahaya bahkan dapat menimbulkan kematian
a. Patologi
1.
Sex bebas
2.
Berhubungan intim dengan penderita HIV/AIDS
3.
Bergantian menggunakan jarum suntik
4.
Bertukar cairan denganpenderita (berciuman)
5.
Menerima transfusi darah dari sipenderita
6.
Faktor keturunan jika salah satu pasangan menghidap
HIV/AIDS kemungkinan besar pasanganya akan tertular dan juga akan menurun ke
anak-anak
7.
Memakai benda bekas penderita ( contoh supaya tidak
salah arti pengidap HIV/AIDS habis makan dan kamu menggunakan sendok.a yang
belum tercuci bersih.
b. Hospes :
manusia
c. Epidemiologi
Dinas
Kesehatan Kabupaten Lingga kembali menemukan lima warga positif terjangkit
penyakit
HIV/AIDS. Kini total warga yang terjangkit virus yang mematikan tersebut
selama periode 2011-2012 sebanyak 16 orang.
Kepala
Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lingga,
Rosmalisa mengatakan kelompok usia yang menderita penyakit tersebut rata-rata
berumur 15-45 tahun.
Rinciannya,
enam penderita berusia 30-40 tahun, empat orang berumur 25-29 tahun. Satu orang
berusia di bawah 15 tahun dan dua pengidap lainnya berusia 45 tahun serta dua
orang lainnya berusia 20-24 tahun. Semua penderita di dominasi kaum perempuan
sebanyak 13 orang. Sisanya tiga orang lainnya adalah laki-laki.Penyakit HIV.
d. Pencegahan
Mengingat sampai saat ini obat
untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS belum ditemukan, maka alternatif
untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus meningkat ini adalah dengan upaya
pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang
memungkinkan dapat terserang HIV.
Pada
dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui
cara-cara penyebaran AIDS.
e. Penanggulangan
A : Abtinensia, artinya tidak melakukan hubungan sexual, untuk orang-orang
yang belum menikah. B: Be faithful
artinya saling setia pada pasanganya, untuk orang-orang yang sudah menikah atau
mempunyai pasangan tetap, dan C : Condom, menggunakan kondom sewaktu
berhubungan seksual breresiko.
f. Bakteri : Chlamydia dan Gonorrhea
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang proses pertahanan atau imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh.Zat asing dapat berupaVirus, Bakteri,
Protozoa atau parasit. Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau
asalnya, yaitu Sistem Imun Nonspesifik (Sistem imun alami) merupakan lini
pertama sedangkan Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil
adaptasi) merupakan lini kedua dan juga berfungsi terhadap serangan berikutnya
oleh mikroorganisme patogen yang sama. Masing-masing dari sistem imun mempunyai
komponen seluler dan komponen humoral, walaupun demikian, kedua sistem imun
tersebut saling bekerjasama dalam menjalankan fungsinya untuk mempertahankan
tubuh.
3.2 Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini,
dapat menjadi suatu bahan pembelajaran bagi pembaca.Serta untuk selanjutnya
makalah (Fisiologi Sistem Imunitas) yang dibuat penyusun, diharapkan adanya
saran-saran yang membangun.Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya.